Saat
itu aku merasa bahwa aku tak pernah berniat sedikitpun mengenal dunia musik. Bahkan
bermimpi pernah menyanyi di depan ratusan orang pun tak pernah.
Namun ternyata semua bisa berubah, saat itu aku masih
berusia sekitar 12 tahun dan pertama kali mengenal musik karena sebuah tugas
dari sekolah. Aku ditugaskan sebagai salah satu wakil dari sekolah untuk
mengikuti pagelaran musik di sebuah acara musik di kotaku. Awalnya aku menolak
untuk melaksanakan tugas itu, namun setelah guru musik di sekolahku memberikan
pengertian akan pentingnya tugas ini bagi sekolah kami, maka dengan berat hati
aku menerimanya.
Aku ditempatkan di bagian pemain musik pianika, sungguh
berat bagiku karena belajar sesuatu yang tak kusukai, tapi ini semua kulakukan
demi nama baik sekolahku.
Kami
diberikan waktu 4 minggu untuk latihan secara intensif, setiap pulang sekolah
aku datang ke sanggar NADA dan GITA, hingga kini aku masih ingat nama sanggar
itu. Dari tempat itu juga aku pertama
kali bertemu dengan seorang penyanyi wakil dari sekolahku yang saat ini sudah
menjadi seorang penyanyi terkenal di belantara musik dangdut, ya dialah Gita
KDI, aku sama sekali tak menyangka aku bisa bertemu dengannya, walaupun tak
satu ucap katapun aku berbicara dengannya. Namun aku berbangga hati pernah
bertemu dan pernah satu panggung bersamanya.
Aku masih ingat Teh Gita
(panggilan untuk kakak kelas) menyanyikan lagu TEGAR bahkan menurutku lebih indah dari
penyanyi aslinya. Kemudian aku mengenal penyanyi lain dari sekolah yang
berbeda, aku tak bisa ingat namanya, tapi yang jelas ku ingat adalah lagu yang
dibawakannya berjudul ”DI UJUNG RINDU” begitu merdu dan membuat merinding. Dari
sanalah awal mula ku mengenal dan menyukai nada musik.
salah satu teman di sekolahku dulu, yah, dialah yang
sampai saat ini menjadi salah satu sahabat terdekatku. Aku
mengenal dia saat aku ditugaskan untuk mengikuti kegiatan klub paduan suara di
sekolah. Disitulah awal mula aku mengenal orang lebih dekat dan mulai mencoba
terbuka dengan orang lain. Padahal sejak SD aku termasuk salah satu anak yang
”kuper” tak pernah aku berkelompok dengan teman-temanku, tak pernah aku bermain
sepulang sekolah. Cerita masa kecilku bersama sahabat akan kuungkap pada cerita
selanjutnya.
Aku mengenal nada-nada yang diajarkan oleh guru seni
musikku. Di klub paduan suara mungkin aku salah satu anak yang tak kreatif dalam
memainkan nada bahkan sepertinya paling tak bisa mengenal nada secara cepat
dibandingkan dengan teman-temanku lainnya.
Aku tak pernah putus asa, karena ternyata aku mulai
menyukai nada. Aku diposisikan di bagian suara tenor, walaupun pada saat itu
aku sama sekali tak mengerti apa itu tenor, bariton, bas, atau istilah-istilah
dalam paduan suara.
Kemudian setelah sekian lama aku bergabung dengan klub itu aku mulai
mengenal musik jenis lain yaitu musik bergenre ”NASYID”. Kami membentuk sebuah
grup nasyid di sekolah kami hingga jadi sebuah grup nasyid yang profesional
yang tampil dari panggung ke panggung, sampai tampil di acara pernikahan. Tak
banyak uang yang kami terima, tapi kebahagiaan kami bukan diukur dari jumlah
yang kami kumpulkan dari setiap penampilan, akan tetapi dari kebahagiaan
indahnya mempunyai teman-teman yang baik dan berdakwah bersama melalui sebuah
lagu.
Tersenyum aku bila mengingat semua kenangan itu, sampai
aku dan dua orang sahabatku berfikir sama untuk membuat sebuah ”genk”. Kami bertiga
memiliki satu misi yang sama yaitu hanya ingin memperlihatkan pada ”genk-genk”
lain di sekolah kami bahwa kami pun ada dan punya ciri tersendiri. Yang lebih menggelikan lagi, kami sampai
mengadakan sebuah perlombaan kalau saat ini heboh soal ”BOYBAND”, kami lebih
dulu mengenal lomba boyband diantara genk-genk kami. Masih ingat dalam benakku,
aku mulai berlatih manari dan menyanyi demi keberhasilan genk P2B. Kami memilih
lagu dari boyband asing, dan pilihan kami jatuh pada lagu ”It’s gonna be me dan
Bye-bye-bye” dari N’sync. Karena kami bukanlah penari atau penyanyi
profesional, kami berusaha untuk menyamakan gerakan N’sync. Alhasil, aku malah
memiliki tambahan teman, yang awalnya rival sekarang malah jadi sabahat. Terima
kasih teman-temanku atas pengalaman yang hebat dan luar biasa...